MENGAPA KITA HARUS PEDULI KEPADA ANAK YATIM?

Mengapa kita harus peduli kepada anak yatim? Anak yatim tercatat dalam beberapa ayat Al-Qur’an, sehingga perhatian dan kedudukannya pun besar. Kehilangan sosok orang tua sebagai panutan, anak yatim pun perlu diberikan perhatian.

Sebagai sesama umat muslim, ada kewajiban untuk berperilaku baik pada anak yatim. Selain itu, dilarang untuk menghina dan memperlakukan anak yatim semena-mena.

Orang yang memberikan perhatian dan perlindungan terhadap anak yatim akan mendapatkan balasan baik dari Allah SWT. Pun demikian sebaliknya, ada sanksi yang diberikan Allah SWT pada orang yang berbuat buruk pada anak yatim.

Siapa sebenarnya yang disebut anak yatim? Dari berbagai keterangan dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW, dapat disimpulkan bahwa anak yatim adalah anak-anak yang ayahnya telah meninggal dunia.

Sementara itu, ayat-ayat lain dalam Al-Qur’an juga menyebutkan bahwa anak yatim bukan hanya tak memiliki ayah, tetapi tidak memiliki dua orang tua.

KEWAJIBAN UMAT MUSLIM KEPADA ANAK YATIM

Al-Qur’an menjelaskan perintah dan kewajiban umat muslim terhadap anak yatim. 

  1. Berbuat baik

“Dan berbuat baiklah kepada ibu-bapak, karib-kerabat dan anak-anak yatim.” (An-Nisaa: 36)

Ayat ini memerintahkan kita untuk selalu berbuat baik pada anak yatim. Termasuk memberikan ketenangan dan kesejahteraan bagi hidup mereka. Perlakuan baik akan membantu meringankan beban serta meningkatkan semangat hidup anak yatim.

  1. Memuliakan anak yatim

Memuliakan anak yatim juga wajib dilakukan oleh sesama umat muslim, sebagaimana disebutkan di dalam Al-Qur’an:

“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim.” (Al-Fajr: 17)

Anak yatim tidak boleh dihina, apalagi direndahkan. Hindari berkata kasar dan menyinggung perasaannya, karena ini tidak disukai oleh Allah SWT. Terlebih berperilaku kasar dan sampai memukul, ini dapat membuat anak yatim semakin merasa terpuruk.

  1. Mengurus secara patut dan adil

Orang tua asuh maupun mereka penanggung jawab panti asuhan perlu mengurus anak yatim secara patut dan adil. Dengan demikian, hidup para anak yatim ini tidak terlantar. Ingat bahwa mereka juga memiliki hak untuk hidup dengan sebaik-baiknya seperti anak lain.

  1. Tidak membedakan dan menganggap seperti saudara

Allah SWT juga memerintahkan umat muslim untuk bersikap peduli terhadap anak yatim, termasuk dengan menganggapnya seperti saudara sendiri. Sikap seperti ini diharapkan dapat membuat anak yatim merasa diterima dan tidak diasingkan.

  1. Memberi harta dan makanan

Anak yatim yang hidup miskin dan tidak memiliki harta warisan peninggalan orang tua perlu diberikan bantuan, termasuk dalam bentuk makanan. Mereka juga perlu mendapatkan kelayakan dalam hidup. Ini terutama wajib bagi sesama umat muslim yang berkecukupan. 

“.. dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim..” (Al-Baqarah: 177)

  1. Memperbaiki rumah

Rumah menjadi salah satu kebutuhan utama manusia, terutama untuk hidup dan berlindung dari dunia luar. Nah, hal ini juga berlaku pada anak-anak yatim, Bunda. Perilaku terpuji ini dicontohkan oleh Nabi Khidir a.s ketika Nabi Musa a.s mengikutinya untuk berguru.

  1. Melindungi harta anak yatim

Jika anak yatim memiliki harta peninggalan orang tua, sesama umat muslim (terlebih yang memiliki amanah), wajib memelihara dan melindungi harta benda tersebut. Menjadi dosa apabila yang dilakukan justru menggunakan harta yang bukan haknya. 

Bahkan dalam Alquran ditegaskan larangan untuk mendekati harta anak yatim, apalagi mengambilnya.

“Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik..” (Al-Israa’: 34)

Di antara kelompok orang-orang lemah (kaum dhuafa), anak yatim selalu menduduki urutan nomor satu. Maka dari itu, tak heran jika Al-Qur’an menyebutkan kata yatim sebanyak 23 kali.

Ya, berbuat baik pada anak yatim menjadi salah satu tanda orang beriman, bertakwa dan memiliki kemuliaan hati. 

KEUTAMAAN BAGI ORANG YANG PEDULI KEPADA ANAK YATIM

Inilah beberapa keutamaan yang akan didapatkan bagi orang-orang yang mencintai anak yatim:

  • Termasuk Amal Shalih

Penjelasan mengenai menyantuni anak yatim salah dijelaskan dalam salah satu ayat dalam Alquran. Allah SWT berfirman: “Dan mereka bertanya kepadamu mengenai anak-anak yatim. Katakanlah, “Memperbaiki keadaan anak-anak yatim itu amat baik bagimu.” (QS Al-Baqarah: 220).emperbaiki di sini maksudnya adalah berderma kepada anak yatim, memeliharanya dengan pemeliharaan yang baik, dan menjamin kehidupannya.

  • Allah Menyukai Hamba yang Senang Berderma

“Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan. Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, Maka Sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya.” (QS Al-Baqarah: 215).

Allah SWT menyukai nafkah yang diberikan untuk anak yatim. Sebab, hal tersebut menjadi kemuliaan sendiri bagi seseorang karena telah berbagi kepada sesama, terutama yang sangat membutuhkan. Harta ini tentu akan lebih baik daripada yang dipergunakan untuk diri sendiri.

  • Menjadi Jalan Masuk Surga

“Rasulullah SAW bersabda: ‘Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini,’. Kemudian Rasulullah SAW mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah, serta agak merenggangkan keduanya.” (HR Bukhari).

Bagi orang yang menanggung kehidupan anak yatim seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, maka Allah SWT menjanjikannya masuk surga. Ini karena orang itu telah menjaga kehidupan anak tersebut karena berada di dalam pengawasan dan tanggung jawabnya.

  • Jauh dari Adzab Allah

Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah yang mengutusku dengan kebenaran di hari kiamat Allah SWT tidak akan mengadzab orang yang mengasihi anak yatim dan berlaku ramah padanya serta manis tutur katanya. Dia benar-benar menyayangi anak yatim dan mengerti kekurangannya, dan tidak menyombongkan diri pada tetangganya atas kekayaan yang diperoleh Allah kepadanya.” (HR Thabrani).

Umat Islam tentu ingin selalhi diberkahi dengan pahala dan dijauhkan dari adzab. Salah satu caranya adalah dengan mencintai anak yatim. Sebab, anak yatim memiliki keistimewaan tersendiri dalam Islam, sehingga Allah SWT memberikan keistimewaan atas amalan yang dilakukan seseorang pada anak yatim.

  • Terpenuhi Kebutuhan Hidup

Bukan hanya dijanjikan pahala melimpah dan masuk surga, mengurus anak yatim dengan sungguh-sungguh juga dijanjikan oleh Allah SWT akan dipenuhi kebutuhan hidupnya. Apabila seseorang menyantuni anak yatim, maka akan seperti berinfak di jalan Allah dan Allah SWT.

Selain itu, Allah SWT juga akan melipatgandakan harta bagi hamba yang menyantuni anak yatim. “Barang siapa yang mengikutsertakan seorang anak yatim diantara dua orang tua yang muslim, dalam makan dan minumnya, sehingga mencukupinya maka ia pasti masuk surga.” (HR. Al-Baniy, Shahih At Targhib).

  • Memperbaiki Urusan Dunia dan Akhirat

Apabila seseorang selalu mengasihi sesama yang berada di muka bumi, maka niscaya juga akan dicintai oleh Allah SWT. Sehingga, apapun urusannya di akhirat dan juga di dunia akan diperbaiki seperti yang telah dijanjikan oleh Allah SWT pada hamba-Nya.

Penjelasannya dalam sebuah hadis, yakni: “Orang-orang yang pengasih, akan dikasihi oleh Ar Rohman (Yang Maha Pengasih) Tabaaroka wa ta’ala. Kasihilah siapa yang ada dibumi niscaya engkau dikasihi oleh yang di langit.” (HR Abu dawud, Tirmidz).

Islam memerintahkan kaum muslimin untuk senantiasa memperhatikan, berbuat baik, mengurus dan mengasuh anak yatim sampai dewasa. Islam juga memberi nilai yang sangat istimewa bagi orang yang benar-benar menjalankan perintah ini.

Ini karena Islam memperhatikan tumbuh kembang seorang anak, yang harus ditinggal pergi selama-lamanya oleh orang yang seharusnya merawatnya. Islam mengajarkan untuk berempati dengan memberikan kasih sayang kepada anak yatim. (Hafshah Rahmadita) 

 

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *